YOGYAKARTA, – Harga gas di Asia merupakan yang tertinggi di dunia. Hal ini disebabkan gas di wilayah Asia sulit didistribusikan.
Vice President Human Resources Communications and General Services Total E&P Indonesia Arividya Noviyanto mengatakan, selama ini, pendistribusian gas ini harus melalui pipa khusus agar bisa dinikmati oleh wilayah lain.
Namun khusus di Asia,apalagi di Indonesia, karena kebanyakan berbeda pulau, maka pendistribusian gas ini menjadi semakin mahal. Otomatis harganya menjadi semakin mahal.
“Gas itu tidak bisa ditransportasikan secara mudah. Ini perlu media khusus agar bisa dinikmati oleh wilayah lain yang memerlukan atau bisa disalurkan dari sumur ke wilayah lainnya,” kata Arividya saat Workshop Meliput Industri Hulu Migas di MM UGM Yogyakarta, Sabtu (28/9/2013).
Di Asia, harga gas mencapai 13-14 MMBTU. Sementara di Amerika Serikat hanya 3-4 MMBTU. Sedangkan harga gas di Eropa sebesar 9-11 MMBTU. Khusus untuk harga gas ini memang tidak bisa disamakan dengan harga minyak karena cara pendistribusiannya berbeda.
Dalam 6 tahun terakhir, khusus wilayah Indonesia telah menyuplai gas sebesar 14 TCF. Terbesar untuk industri, listrik dan pupuk. “Sehingga inilah yang menyebabkan PT Pupuk Kaltim ini dibangun di dekat Bontang karena di situ wilayah sumur gas. Begitu juga dengan Pupuk Iskandar Muda yang dibangun di Arun yang merupakan wilayah produsen gas di sekitar Aceh,” tambahnya.
Ke depan, gas menjadi sumber energi yang penting untuk mencukupi kebutuhan energi di dalam negeri. Sebab, Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan sumber energi berupa minyak dalam beberapa tahun ke depan.